Kamis, 25 Maret 2010

DREAM LOFTY DREAMS

“Bermimpilah setinggi langit. Dengan berani membuat impian, anda akan meraih keinginan anda. Keinginan anda adalah janji akan menjadi apa suatu hari nanti; cita-cita anda bagai ramalan akan nasib anda yang pada akhirnya nanti akan terbuka”
Kutipan diatas adalah salah satu kutipan yang sangat inspiring buat saya. Berbicara tentang hal yang sangat dekat dengan hidup kita: Mimpi, harapan atau cita-cita.
Banyak orang yang saya temuin menganggap mimpi itu hal yang remeh, semu bahkan dianggap mustahil. Mereka bilang: “Ah, gak usah kebanyakan mimpi. Yang realistis aja lah”. Wah, rugi banget menurut saya orang-orang kayak gini. Kenapa rugi?
Pertama, mimpi itu gratis dan gak ada peraturannya. Biasanya sih orang-orang suka dengan hal-hal yang gratis dan gak ada aturannya.
Kedua, mimpi bisa jadi motivasi kita dalam ngejalanin hidup dan dalam usaha mencapai mimpi itu sendiri, yang kadang emang gak gampang. Misalkan, kita lagi naksir seseorang, kita pasti akan ngelakuin apapun untuk ngedapetin hatinya, bahkan sampe hal-hal yang kadang gak rasional. Terus ditengah usaha kita yang mati-matian itu ada suatu hal yang jadi penghalang, ternyata orang tuanya gak merestui. Apa iya terus kita bakal nyerah gitu aja? Gak kan. Pasti kita bakal nyari cara semaksimal mungkin gimana cara untuk memperoleh lampu hijau dari ortunya.Dalam kasus ini mimpi kita adalah orang yang kita taksir, dan dia juga yang jadi motivasi kita untuk menghadapi tantangan yang berupa orang tuanya tadi. Jadi mimpi itu sendiri lah yang memotivasi kita untuk meraih mimpi itu.
Lagian menurut saya sih mimpi setinggi langit gak ada ruginya. Dan kalo mimpi jangan tanggung-tanggung, yang tinggi sekalian. Kalo tercapai kita juga yang bakal menikmati, tapi kalo gak pun minimal kita udah berproses untuk mencapai mimpi itu, dan proses dalam mengejar mimpi biasanya sih proses kearah yang positif. Misalnya, kita punya mimpi jadi Presiden, kalo akhirnya tercapai sampe jadi Presiden ya Alhamdulillah, tapi kalo dalam usaha kita cuma mentok sampe level menteri ya disyukuri juga, paling gak kita udah jadi menteri kan? Tapi kalo kita cuma mimpi jadi lurah, begitu kita udah jadi lurah kita akan berhenti berusaha dan selamanya kita gak akan mungkin jadi menteri. Kalo kata Les Brown: “Shoot for the moon. Even if you miss, you’ll land among the stars” (Meluncurlah ke bulan. Kalaupun meleset, anda akan mendarat dia antara bintang-bintang).
Tapi sayangnya karakter lingkungan sosial di Indonesia kebanyakan tidak terbiasa memberdayakan mimpi. Takut untuk bermimpi bahkan kadang mentertawakan mereka yang punya mimpi. Padahal, all successfull people are big dreamers. Ya, semua orang sukses adalah pemimpi besar. Wright bersaudara bermimpi manusia dapat terbang atau Edison yang bermimpi bila ada penerangan di malam hari selain api dan bulan. Berangkat dari mimpi itulah mereka mengubah dunia, tanpa mimpi-mimpi itu tidak akan ada peradaban bumi seperti sekarang ini. Dan siapa yang berani menyangkal orang-orang seperti Napoleon Bonaparte, Abraham Lincoln, Albert Einstein, John Lennon, Michael Jackson atau Ir.Soekarno adalah para pemimpi besar?

Saya sendiri sih punya dua mimpi besar sampai saat ini.
Yang pertama, saya pengen punya stasiun TV yang mengkhususkan diri dalam bidang Lifestyle yang multinasional (AMIN!!). Yah, mirip-mirip MTV gitu lah, tapi gak cuma sebatas musik doang. Pasti asik banget punya usaha kayak gitu.
Yang kedua, yang agak personal, suatu hari nanti saya pengen pergi ke New York. Kenapa New York? Gak tau juga ya, tapi menurut saya New York itu kota paling keren sedunia. Megah, serba ada, hidup, dinamis, glamour tapi raw. Gitu kira-kira persepsi saya terhadap kehidupan di kota berjuluk the city never sleep ini. Untuk seorang penyuka seni, entertainment, urban lifestyle dan dengan sedikit pengaruh hedonisme seperti saya NYC mungkin terlihat mendekati surga. Dan satu lagi alasan yang lebih personal lagi; Bronx, NYC adalah tempat asal muasal HipHop culture, dan saya sebagai salah satu pelakunya pastinya sangat ingin pergi ke “rumah” budaya itu berasal. Mungkin akan seperti “pulang” rasanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar