Senin, 29 Maret 2010

THANK YOU

For very first time I would say thanks to my family
Satu keluarga kecil bahagia yang selalu kusayangi
Empat hati dalam kasih kita selalu berpadu
Bersama Ayah, Ibu dan satu adik kecilku
Di rumah sederhana di pinggiran Jakarta Selatan
Kita berbagi cerita dan duka. Ciptakan kehangatan
Ayah, kau pimpin perahu kecil ini tuk sampai ke tujuan
Kau ajarkanku banyak hal dalam hidup sebagai titik acuan
Ibu selalu siramiku dengan kasih tanpa batas
Rasa sayang tulus yang kerap tak dapat ku balas
Adik, satu darah kita berjalan seiring seirama
Ku coba tuntun langkahmu dalam hidup yang nyata
Roda hidup berputar tak selalu ada di atas
Bergandeng tangan kita lewati cobaan hidup yang keras
Bersinergi perlahan kita naik dengan merangkak
I know we can. Dan akhirnya kita kan sampai ke puncak

I wrote second verse just for my queen, my true lady
Your love in my time that always inspires me
Jika kau ratu aku yang akan jadi raja
Kan kita buat kerajaan kecil bernama keluarga
Walau kadang hati kita berbatas jarak
Jogjakarta, Solo, Jakarta dimana kaki berpijak
Saling percaya dan menjaga, itu yang utama
Kata janji dalam hati selalu di urutan pertama
Pernah rasa tulusmu dengan kejam kudustai
Pernah janji setia itu dengan sadar kunodai
Tapi selalu kau buka dengan lebar sebuah pintu maaf
I know my “sorry” and “thank you” are not enough
Banyak rintangan yang buat hati nyaris terbunuh mati
Tak terhitung tembok tinggi yang telah kita berdua lompati
Di atas langit-langit tinggi kita letakkan mimpi
Menunggu kita tuk menggapainya di suatu saat nanti

Last but not least, trima kasihku untuk semua sahabat
Dan tak lupa kujabat tanganmu erat wahai sobat
Untuk semua tawa lepas yang kerap terurai
Atau untuk air mata yang tak jarang berurai
Saat dunia gelap seakan bosan untuk bercahaya
Saat nasib baik seperti enggan untuk menyapa
Kalian ciptakan sedikit ruang untuk tempatku bercerita
Tentang kelamnya hari atau tragisnya kisah cinta
Habiskan waktu bersama dengan menghina dunia
Menganggap diri bagaikan manusia paling sempurna
Ketika kujatuh tertunduk kau angkat kepalaku tegak
Wujud empati lewat sebuah tepukan di pundak
Sebaris kata yang terucap cukup tuk kembangkan senyum
Dalam kata “teman” semua rasa itu terangkum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar